MANADO,BS – Bank Indonesia mencatat kondisi perbankan di Sulawesi Utara yang tergolong mengkhawatirkan terkait dengan kredit bermasalah.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara Luctor Tapiheru mengatakan non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah sektor pertanian Sulut meningkat meningkat tajam pada triwulan pertama 2015. “Posisi Maret 2015 NPL sektor pertanian perbankan Sulut mencapai Rp50,54 miliar atau meningkat 99,34 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya Rp25,35 miliar,” kata Luctor di Manado
Luctor mengatakan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya juga mengalami peningkatan sebesar 72,48% dari Rp29,30 miliar menjadi Rp50,54 miliar. Menyusul tingginya NPL pertanian, kata Luctor maka BI mengimbau perbankan untuk tetap konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian, terutama di sektor ini, karena rasio NPL mencapai 10,42%. “NPL sebesar itu sudah lebih tinggi sedikit beberapa poin dari ketentuan BI yang hanya 5%,” jelasnya.Itupun perlu kehati-hatian, tetapi BI meminta perbankan untuk tetap memberi porsi terutama bagi sektor pertanian yang punya prospek baik, jumlahnya cukup banyak, tinggal perlu kejelian bank melihat itu . Penyaluran kredit perbankan untuk pertanian Sulut, pangsanya baru sekitar 1,84%. Pertanian merupakan sektor yang menjadi fokus pengembangan daerah dalam basis industri.”Jadi untuk mendorong pertanian dalam pembangunan daerah, perlu dukungan perbankan lewat pembiayaan, sehingga sektor tersebut akan bergerak lebih cepat,” jelasnya.Selain itu, BI juga meminta pemerintah daerah untuk mengintensifkan penelitian komoditas unggulan agar mampu menarik perbankan untuk menyalurkan pembiayaan. Dia berharap, perbankan akan selalu memberikan porsi kredit lebih besar ke sektor produktif.(Gina)