Ganip Mohon Dukungan Para Istri Satgas Pamtas

IMG_20170224_060520MANADO,Barometersulut.com-Panglima Kodam XIII Merdeka Mayjen TNI Ganip Warsito Kamis(23/2/2017) di Mako Yonif Raider 712 Wiratama melakukan pengecekkan kesiapan personil dan materil dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL 2017.

Mayjen TNI Ganip Warsito kepada Barometersulut.com usai mengecek kesiapan pasukan dan memberikan arahan kepada para prajurit anggota tim satgas Pamtas beserta istri mengatakan,secara keseluruhan kesiapan Satgas Pamtas baik materil maupun personil telah rampung 100 persen untuk menjalankan tugas operasi.”Setelah dilakukan pengecekkan secara detail menyangkut kesiapan personil dan perlengkapan,maka saya simpulkan pasukan Satgas Pamtas RI-RDTL tahun 2017 ini,siap diperiksa oleh Mabesad dan Mabes TNI.”tegas Ganip,sapaan akrab Pangdam XIII Merdeka itu.

Ganip menegaskan,selanjutnya selain kesiapan personil dan materil,kesuksesan anggota Satgas Pamtas melaksanakan tugas operasi sangat ditentukan kondisi mental spiritual para istri prajurit yang tergabung dalam anggot Persit Kartika Chandra Kirana (KCK),dimana kata Ganip para istri prajurit adalah nafas dan nadi bagi para suami dalam melaksanakan tugas apapun yang dipundakkan kepadanya.”Istri prajurit secara langsung maupun tidak adalah penentu keberhasilan para suami dalam satu medan tugas dimanapun dan kapanpun.”tegas Ganip.

Untuk itu ujar Ganip,pada saat para suami berangkat melaksanakan tugas operasi Pamtas di Atambua nanti,para istri harus mampu menjalankan peran sebagai ibu dan bapak bagi anak-anak dan mampu menjaga kehormatan suami dan keutuhan serta kesucian rumah tangga dari semua hal.”Ketika para suami yang tergabung dalam Satgas Pamtas ini berangkat melaksanakan tugas,maka para istri yang ditinggalkan harus mampu meyakinkan para suami dapat mandiri dalam merawat,melindungi anak-anak dan keluarga serta siap mendukung dalam doa dan sikap hidup sehari-hari.”ungkapnya.

Baca juga:  Bupati Joune Ganda Melayat ke Rumah Duka Jhony Tamailang, Serahkan Santunan JKK Perlindungan Non ASN

Ganip menambahkan,sebagai seorang prajurit TNI AD,dia selalu mengandalkan dukungan istri dalam melaksanakan tugas apapun yang dibebankan oleh komando atas,sebab katanya perjalanan karier dan keberhasilan para prajurit dari golongan pangkat terendah hingga jenderal sekalipun sangat ditentukan kemampuan dan kemauan para istri dalam menjalankan peran sebagai istri prajurit dan sebagai pendamping suami yang setia.”Saya ingatkan,dibalik kekuatan,kehebatan dan kesuksesan seorang prajurit TNI AD,pasti karena kehebatan seorang anggota Persit Kartika Chandra Kirana dalam menjalankan peran sebagai istri yang selalu menjadi penyemangat dan inspirasi bagi suami dalam melaksanakan tugas operasi apapun dan kapanpun.”tegas Ganip sambil menambahkan agar para istri meyakini keberangkatan para suami melaksanakan tugas operasi ini adalah satu bentuk pengabdian bagi keluarga dan loyalitas kepada bangsa dan negara.

Baca juga:  Jalankan Perintah Harian KASAL, Jajaran Lantamal VIII Gencarkan Serbuan Vaksinasi Masyarakat Maritim

Sementara itu,kepada para prajurit yang tergabung dalam Satgas Pamtas yang akan melaksanakan tugas operasi,dia berharap agar dapat memahami tugas operasi dengan baik agar dapat menjalankan dan melaksanakan tugas sesuai dengan sasaran operasi.”Saya berharap pimpinan satuan dapat menyiagakan langkah dan konsep operasi dengan benar, agar seluruh anggota Satgas Pamtas dapat melaksanakan tugas sesuai tupoksi dan sasaran operasi dengan tepat waktu dan sasaran.”tandas Mayjen TNI Ganip Warsito sambil menambahkan tugas operasi adalah satu kebanggaan dan kehormatan yang sangat didambakan oleh seorang prajurit TNI AD.

Keberangkatan sebanyak 350 orang prajurit yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-RDTL Tahun 2017 ini,nantinya akan menggantikan prajurit Batalyon Beruang Hitam yang akan berakhir waktu tugas operasi pada bulan Maret 2017 mendatang,dimana tugas inti dari Satgas Pamtas dari Batalyon Raider 712 Wiratama ini adalah:
-Menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI
-Menjaga keselamatan warga negara RI diwilayah perbatasan RI dan negara Timor Leste khususnya di sektor Timur.
-Meminimalisir tindakan dan ancaman pelanggaran hukum yang rawan terjadi diperbatasan,yakni perdagangan manusia,narkoba,barang ilegal lainnya,terorisme serta penyelundupan senjata dan BBM.
(Regina Sambul)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *