MANADO, BAROMETERSULUT.com – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey diprediksi akan sulit untuk dikalahkan pada Pilkada Sulut, Desember mendatang. Calon petahana Olly Dondokambey diapresiasi positif dengan elektabilitas di atas 60%, sementara penantangnya hanya meraih suara di bawah 10% pada Pilgub Sulawesi Utara (Sulut) lima bulan mendatang.
“Jika tidak ada blunder yang mahadahsyat, Olly Dondokambey sulit dikalahkan. Dengan atribusi program dan capaian yang telah dilakukan, kekuatan petahana Olly Dondokambey diapresiasi positif dengan elektabilitas perkasa di atas 60%. Sedangkan, barisan para penantang suaranya di bawah 10%,” kata peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman saat menyampaikan hasil survei lembaganya di Manado, Sulut, Minggu (9/8/2020).
Survei LSI dilakukan pada April 2020 dengan menggunakan 800 responden dan mengangkat tema “5 Bulan Jelang Pilkada Sulut, Kekuatan Petahana dan Peluang Penantang”. Survei dilakukan dengan sampel di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Utara dengan menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini 3,5%.
Ikram menjelaskan, keperkasaan petahana tergambar dari elektabilitas para calon gubernur petahana Olly Dondokambey yang didukung sebesar 62%. Sementara, penantangnya Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu didukung 9,3% suara, Elly E Lasut (E2L) 6,7% suara, GS Vicky Lumentut (GSVL) 4,5% suara, Vonny A Panammbunan (VAP) 3,3% suara, dan Stefanus Vreeke Runtu (SVR) 0,3%. Publik yang belum menentukan pilihan sebesar 13,9% suara.
“Dari elektabilitas para bakal calon gubernur Sulut, pemilih militan atau strong supporters, kubu petahana meraih suara di atas 45%, disusul Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu (6,2%), Elly E Lasut (5,3%), GS Vicky Lumentu (2,5%), Vonny A Panammbunan (2%), sedangkan mereka yang belum menentukan pilihan sebanyak 37%,” ujarnya.
Ikrama menjelaskan alasan elektabilitas petahana sangat kokoh. Pertama, tingkat kepuasan terhadap petahana di atas 80%. Publik yang puas dan cukup puas dengan kinerja Olly sebagai petahana sebesar 84,7%, sedangkan yang menyatakan kurang puas dan tidak puas sama sekali hanya sebesar 11,4%.
Selain kepuasa,n persepsi keberhasilan petahana diapresiasi lebih tinggi. Publik yang menyatakan petahana sangat berhasil dan cukup berhasil sebesar 85,5%, sedangkan yang menyatakan kurang berhasil dan tidak berhasil sama sekali kurang dari 10%, yaitu hanya sebesar 9,5%.”
Alasan kedua, tingkat popularitas atau pengenalan yang tertinggi juga tingkat kesukaan yang tinggi. Olly dikenal oleh 90,5% dan disukai sebesar 91,4%. Lalu, Elly E Lasut (E2L) dikenal sebesar 79% dengan tingkat kesukaan sebesar 75,3%, GS Vicky Lumentut (GSVL) dikenal 67,8% dengan tingkat kesukaan sebesar 73,3%, Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu dikenal sebesar 64,8% dengan tingkat kesukaan sebesar 76,2%, dan Vonny A Panambunan (VAP) dikenal sebesar 59,3% dengan tingkat kesukaan sebesar 66,3%,
Petahana juga kuat tergambar dari persepsi publik yang menginginkan kembali Olly menjadi pemimpin masih tinggi. Publik yang menginginkan petahana menjabat kembali sebagai Gubernur Sulawesi Utara sebesar 69% dan yang tidak ingin sebesar 14,8%, serta yang tidak menjawab sebesar 26,2%
LSI mengingatkan, saat ini tersisa lima bulan menjelang pencoblosan. Elektabilitas petahana akan bertahan jika sentimen positif terhadap kinerja terjaga. Suara kompetitor juga masih berpotensi naik, jika ada kenaikan popularitas dan strategi politik yang tepat dalam menjangkau pemilih yang luas.
“Namun, harus diakui bahwa sulit untuk mengejar elektabilitas petahana. Jika tidak ada blunder yang mahadahsyat, petahana Olly Dondokambey sulit dikalahkan,” kata Ikrama. (*/yayi)