JAKARTA, BAROMETERSULUT.com – Infrastruktur di destinasi pariwisata superprioritas tersebut di antaranya pembangunan sumber daya air, jalan dan jembatan, serta permukiman dan perumahan.
Pemerintah mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur di lima kawasan strategis pariwisata nasional atau destinasi pariwisata superprioritas (DPSP) pada tahun depan sebesar Rp 3,51 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan infrastruktur yang akan dibangun di lima destinasi pariwisata superprioritas tersebut di antaranya pembangunan bidang sumber daya air, jalan dan jembatan, serta permukiman dan perumahan.
“Masing-masing di Danau Toba sebesar Rp 809,1 miliar, kemudian Borobudur Rp 964,8 miliar, Mandalika Rp 831,5 miliar, Labuan Bajo Rp 529,4 miliar, dan Manado-Bitung-Likupang Rp 384,8 miliar,” ujar Basuki dalam webinar Peluang Investasi Pembangunan Infastruktur, Perhubungan dan Wisata 2021 yang diadakan Tempo.co, Senin (14/12/2020).
Untuk anggaran pembangunan untuk Mandalika, kata Basuki, tidak hanya berkaitan dengan persiapan penyelenggaraan MotoGP 2021 yang berupa pembangunan jalan dari Bandara Internasional Lombok ke Mandalika.
Namun, pembangunan jalan juga ke sejumlah destinasi pariwisata lainnya seperti Gili Trawangan, Gunung Rinjani, dan kawasan wisata lainnya di Nusa Tenggara Barat (NTB). “Memang ini kami tujukan untuk meningkatkan tujuan pariwisata di NTB,” ujarnya.
Pengembangan lima destinasi ini telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan strategi pemerintah dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Pada masa pandemi Covid-19, pembangunan di lima destinasi superprioritas diharapkan dapat menggerakkan dan memulihkan ekonomi nasional. Sebelum pandemi, Presiden Joko Widodo alias Jokowi berniat menggandakan anggaran infrastruktur untuk pengembangan lima destinasi superprioritas hingga lima kali dibandingkan 2019 menjadi Rp 10,1 triliun.
Anggaran tersebut dialokasikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebesar Rp 7,6 triliun dan Kementerian Perhubungan senilai Rp 2,5 triliun. Meledaknya pandemi corona membuat pemerintah menggeser anggaran tersebut untuk Pemulihan Ekonomi Nasional.
Selama ini sektor pariwisata menjadi penyumbang utama devisa negara. Pada 2017, devisa dari pariwisata US$ 15,24 miliar dan tahun berikutnya melonjak ke US$ 19,29 miliar. Pencapaian pada 2018 melebihi dari target US$ 16,1 miliar, di antaranya karena dampak perhelatan Asian Games.
Laju penularan Covid-19 di berbagai belahan dunia berpengaruh terhadap kebijakan tiap negara dalam menutup wilayahnya. Dalam laporan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) per 1 September 2020, sejumlah destinasi di tiap region masih ditutup untuk pariwisata internasional, seperti tergambar dalam Databoks berikut ini:
(*/abx)