Tahuna, BAROMETERSULUT.com-Usai dimekarkan pada tahun 2006 dari Kampung Petta Induk. Kampung Petta Selatan hingga kini masih terus berbenah.
Namun sangat disayangkan, 17 tahun memisahkan diri dari Kampung Petta Induk. Kampung Petta Selatan masih belum menikmati akses jalan yang memadai, hingga kini masyarakat setempat masih menikmati jalan kualitas rendah.
Inipun jadi pekerjaan berat bagi Kapitalaung terpilih Nofrianto Sasikome, untuk mengerjakan Kampung yang dipimpinnya menjadi lebih baik lagi.
Hal ini akhirnya terungkap pada penyerahan bantuan pasca bencana bagi masyarakat Kampung Petta Selatan. Dihadapan Pejabat Bupati Sangihe dr Rinny Tamuntuan, dirinya mengungkapkan curahan hati apa yang selama ini menjadi kekurangan Kampungnya tersebut. Dirinya menyampaikan, jadi semenjak dilanda bencana alam longsor pada akhirnya tahun 2021 lalu. Akses jalan tertimbun longsoran, inipun cukup lama untuk dilewatkan masyarakat. Bahkan sangat mengganggu ketika hendak keluar masuk Kampung.
“Pasca bencana alam longsor yang menutupi bagian jalan Kampung Petta Selatan sejak tahun 2021 silam. Itu sudah diusahakan untuk dilakukan penanganan, hanya saja karena anggaran sedikit yang dianggarkan dari Dandes, maka jalan masuk Kampung Petta Selatan belum selesai,” urainya dihadapan Pejabat Bupati.
Tak hanya sampai disitu. Curahan hatinya juga disampaikan kepada Penjabat terkait kondisi jalan aspal yang belum memadai. Dimana yang menjadi keluhan Kapitalaung kualitas aspal yang buruk, sehingga ada beberapa masyarakat yang mengalami kecelakaan.
“Jika Ibu Penjabat lihat jalan aspal memasuki Kampung Petta Selatan jika dilewati kurang nyaman. Jika boleh jujur semenjak dimekarkan 17 tahun lalu dari Kampung Petta Induk, kami belum menikmati dengan kualitas aspal yang bagus. Selama ini kami hanya bisa menikmati akses jalan dengan kualitas yang rendah, itupun selang beberapa tahun rusak. Sehingga mengakibatkan masyarakat setempat kecelakaan,” urainya.
Dirinya juga menyampaikan terkait kondisi jembatan yang runtuh pasca diterjang bencana alam. Yang mana, jembatan ini adalah penghubung antara Lindongan I dan Lindongan II. Dari semua hal tersebut, dirinya meminta menjadi perhatian serius bagi Penjabat Bupati saat ini.
“Selanjutnya kondisi jembatan akibat bencana, sehingga jembatan runtuh. Kami dari pihak pemerintah Kampung juga kebingungan, secara teknis jembatan tersebut harus diangkat bagaimana guna memperbaikinya, Kami mohon ini menjadi perhatian bagi Ibu Penjabat Bupati, karena jembatan ini penghubung Lindongan I dan Lindongan II. Besar harapan kami untuk Ibu Penjabat agar melihat kondisi jembatan yang rusak ini. (Christ)