Catatan: Wahyudi El Panggabean
Ketua DPD PJS Riau
Begitu meninggalkan Jabatan Sekjend JMSI, Mahmud Marhaba menghimpun para wartawan yang selama ini diabaikan. Hasilnya spektakuler: PJS segera deklarasi
Tampaknya, tidak mudah bagi Mahmud Marhaba (52) meninggalkan jabatan “bergengsi” di Jaringan Media Siber Indonesia. Maklum sebagai Sekretaris Jenderal di Organisasi perusahaan pers konstituen Dewan Pers itu, Marhaba juga berposisi sebagai pendiri.
“Tetapi, misi yang lebih besar & humanis, menunggu saya di PJS,” kata Marhaba menjawab FORUMKERAKYATAN.COM di Pekanbaru. Pendirian Organisasi Pers, Pemerhati Jurnalis Siber (PJS) memang sudah digagasnya sejak Mei 2022.
“Terus terang. Roh PJS memang menyembul dari Riau,” kata Marhaba Marhaba berkisah saat bertemu dengan Wartawan Senior, Yanto B Situmeang di Pekanbaru Riau.
Pertemuan mereka, untuk membicarakan gagasan pendirian PJS. Gagasan mereka pun berkembang.
“Saya kemudian, dipertemukan dengan Wahyudi El Panggabean, seorang Tokoh Pers, Dosen dan Penulis buku-buku jurnalistik serta Direktur Utama Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center (PJC).
Pertemuan Marhaba dengan Wahyudi tampaknya, berbuntut panjang. Buktinya, Wahyudi yang menerima mandat pendirian Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Pemerhati Jurnalis Siber Provinsi Riau langsung bereaksi.
Hanya hitungan hari, DPD PJS Provinsi Riau di bawah Ketuanya, Wahyudi El Panggabean langsung dikukuhkan di Hotel New Holly Wood, Pekanbaru.
“Riau mencatat rekor sebagai DPD PJS perdana,” kata Marhaba saat menghadiri pengukuhan DPC PJS Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, sebulan berikutnya.
Sebagai Plt. Ketua Umum DPP PJS, Mahmud Marhaba terus melancarkan “serangan” dari titik-titik margin daerah. Tidak hanya di Ibu Kota Provinsi. Justru menyusup ke kota kabupaten. Seluruh penjuru nusantara disisirnya.
Dari Riau bergerak ke Lampung, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi, Gorontalo, Malut, NTB, Kalimantan dan Aceh serta daerah provinsi lainnya.
Tiada hari tanpa koordinasi. Tiada hari tanpa penggalangan. Untung Srikandi PJS, Ibu Raja Wina Choswara (istri Mahmud Marhaba) selalu setia. Tetap siaga mendampingi sang suami. Ikut “terbang” ke berbagai kota seluruh Indonesia.
“Dukungan istri memang luar biasa,” kata Marhaba. “Strategi marathon ini, tampaknya butuh dukungan total dari pendamping,” bisik Marhaba, tersenyum.
Kegigihan pasangan ini memang pantas diacungi jempol. Perjuangan mereka, tidak kenal kata: “menyerah”. Gelegar semangat yang mengusung misi mulya. Mengangkat harkat martabat para jurnalis dari titik margin yang dimarginalkan.
Para Serdadu Pena yang selama ini dilabeli sebutan kurang sedap di telinga. Semisal Wartawan Abal-Abal, Wartawan Tak Jelas, Wartawan Bodrex, Wartawan Tanpa Surat Kabar alias WTS.
Ada sederet lagi label “miring” yang ditempelkan kepada para “kuli tinta” yang kurang beruntung ini. Yang menjadi basis “rekrutmen” PJS. “Dosa apa gerangan membina dan mendidik mereka?” Marhaba, bertanya.
“Semata-mata ingin membina para jurnalis yang selama ini terpinggirkan. Mereka yang menaruh minat kuat di dunia profesi wartawan. Tetapi, tidak beroleh kesempatan untuk sejajar dengan wartawan lain di bawah legitimasi Dewan Pers,” kata Marhaba.
Untuk itulah PJS katanya “”mengharamkan” wartawan yang selama ini menjadi anggota organisasi pers (konstituen Dewan Pers) untuk bergabung dengan PJS.
“Jangan ada anggapan PJS mau memengaruhi keanggotaan organisasi yang sudah menjadi konstituen Dewan Pers. Kita gak terima. Kecuali dia bisa memilih,” katanya.
Meski demikian ketat, toh PJS tetap “diserbu” para jurnalis yang selama ini “enggan” bergabung dengan organisasi pers. Malah, beberapa orang memilih meninggalkan organisasi mereka. Lantas, bergabung di PJS.
Tampaknya, bukan lagi sebatas like and dislike terhadap organisasinya. So, lebih bergantung pada The Man Behind The Gun. Manusianya yang menentukan.
Nah, di situ letak “kehebatan” seorang Marhaba. Buktinya, Jumat, tanggal 25 November 2022 PJS sukses menggelar Munas I di Hall Dewan Pers, Jakarta.
Munas yang digelar di atas heroisme 130 orang jurnalis. Dengan kobar semangat yang memecah ruangan yang dijejal antusias peserta.
Hasilnya? Mudah ditebak: secara aklamasi Mahmud Marhaba dikukuhkan sebagai Ketua Umum DPP PJS oleh seluruh DPD PJS di Nusantara.
Marhaba didampingi Wartawan Senior dari ujung Selatan Sumatera, H.Taswin Hasbullah sebagai Sekretaris Jenderal.
Duet di pucuk pimpinan PJS ini kita yakini menempatkan integritas dan profesionalisme pada skala prioritas.
Inilah hasil ekseskusi atas serangan dahsyat para Serdadu Pena dari titik marginal. Selamat Pak Ketum, Mahmud Marhaba atas anugerah amanah ini. Selanjutnya?
Dewan Pers Menunggu. Untuk torehan sejarah berikutnya: PJS sebagai organisasi pers tercepat jadi konstituen Dewan Pers.
Insya Allah??
***