Jenderal Andika Soal Anggota TNI Penabrak Dua Sejoli: Seumur Hidup

Jakarta, BAROMETERSULUT – Babak baru kasus tabrak dan pembunuhan sejoli di Nagreg. Diketahui saat ini para oknum TNI yang menabrak itu telah dijebloskan ke penjara paling ketat.

Namun info terbaru kabarnya mereka akan dihukum seumur hidup.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berjanji akan memaksimalkan hukum untuk tiga oknum TNI AD yang membuang sejoli korban kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung ke sungai.

Ketiga oknum TNI AD tersebut akan dituntut hukuman seumur hidup.

Diketahui, ketiga oknum TNI AD yang terlibat dalam kasus kecelakaan di Nagreg telah dimasukkan ke tahanan militer Pomdam Jaya.

Tiga oknum TNI tersebut yaitu Kolonel Infanteri P, Kopral Dua A, dan Koptu DA.

Ketiga oknum TNI AD tersebut akan dituntut hukuman seumur hidup.

Diketahui, ketiga oknum TNI AD yang terlibat dalam kasus kecelakaan di Nagreg telah dimasukkan ke tahanan militer Pomdam Jaya.

Tiga oknum TNI tersebut yaitu Kolonel Infanteri P, Kopral Dua A, dan Koptu DA.

Pelaku akan dijerat sejumlah pasal terkait pembunuhan berencana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

“Intinya kami akan maksimalkan tuntutan hukuman seumur hidup,” ujarnya sewaktu meninjau vaksinasi Covid-19 di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (31/12/2021).

Jenderal Andika Perkasa menambahkan, pihaknya kini berhasil mengungkap siapa otak di balik kasus ini.

Hal tersebut terungkap usai petugas mengonfrontasi keterangan para pelaku dalam satu pemeriksaan.

“Dari perkembangan, kami akhirnya bisa mengonfrontasi tiga-tiganya bahkan dalam satu pemeriksaan,” ucapnya.

Adapun aktor di kasus ini adalah Kolonel P.

“Dan memang ini menjadi si aktor dan sekaligus memberi perintah untuk tindakan yang masuk dalam beberapa pasal tadi termasuk pembunuhan berencana ini adalah Kolonel P,” ungkapnya.

Hanya saja, untuk saat ini, Andika mengaku belum mengetahui motif dari para pelaku yang tega membuang korban yang ditabraknya ke sungai.

Baca juga:  Presiden Jokowi Warning 469 Danrem-Dandim Se-Indonesia"Jaga Keutuhan NKRI"

Sebelumnya, Kebohongan Kolonel P saat diperiksa kesatuannya setelah membuang tubuh sejoli ke sungai hingga tewas dibongkar Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.

Menurut Jenderal Andika Perkasa, terbongkarnya kebohongan Kolonel P setelah dua oknum TNI AD awalnya berdasarkan pengakuan Kopda DA dan Kopda AS saat diperiksa. 

Kelakuan Kolonel P dan dua Kopda itu telah mencoreng korps TNI AD. Mereka secara tega membuang sejoli yang ditabraknya ke sungai.

Korban tabrak lari di Nagreg, Kabupaten Bandung itu atas nama Handi Saputra dan Salsabila. Handi Saputra dibuang saat masih bernyawa. Sedangkan Salsabila sebelumnya sudah meninggal setelah kecelakaan.

Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan Kolonel P berusaha bohong ketika pemeriksaan awal di satuannya terkait kasus tabrak lari di Nagreg.

“Ini kan kita periksa sejak awal, kalau Kolonel P awal kita periksa setelah kita dapat info dari Polresta Bandung, kita lakukan pemeriksaan di satuannya di Gorontalo. Nah itu sudah mulai ada usaha-usaha untuk berbohong,” kata Andika kepada wartawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta pada Selasa (28/12/2021).

Namun demikian, kata dia, setelah dikonfirmasi dari dua saksi lainnya perlahan kebohongan tersebut terungkap.

Untuk itu, kata dia, meski tempat kejadiannya di Jawa Barat namun proses penanganan kasus kemudian dipusatkan ke Jakarta.

“Oleh karena itu untuk memudahkan akan ditarik. Lokusnya kan sebetulnya ada di Jawa Barat tapi ditarik ke Jakarta sehingga dilakukan secara terpusat,” kata Andika.

Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkapkan saat ini oknum TNI yang terlibat dalam kasus tabrak lari di Nagreg Jawa Barat, Kolonel P, ditahan di fasilitas tahanan militer tercanggih di Jakarta.

Selain itu, dua oknum TNI lain yang juga diduga terlibat dalam kasus yang menewaskan dua orang sejoli tersebut juga telah ditahan masing-masing di Bogor dan di Cijantung.

“Saat ini Kolonel P ada di tahanan militer yang tercanggih, yang kita sebut smart, yang baru tahun lalu kita resmikan. Nah kemudian satu anggota Sertu AS itu ada di Bogor, dan satu lagi DA itu ada di Cijantung,” kata Andika kepada wartawan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta pada Selasa (28/12/2021).

Baca juga:  Budi Waseso Bakal Sambangi Sulut

Penjara militer tercanggih itu tahun lalu diresmikan Jenderal Andika Perkasa ketika menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Penjara militer itu diberi nama Smart Instalasi Tahanan Militer berteknologi Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan pertama dalam sejarah TNI AD.

Bersama dengan sejumlah pejabat di jajaran TNI AD, Andika meresmikan Smart Instalasi Tahanan Militer di Markas Pomdam Jaya Jakarta pada Selasa (20/4/2021).

Andika menjelaskan program perdana tersebut sengaja ditempatkan di Markas Pomdam Jaya di antaranya karena Jakarta merupakan tolok ukur bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Selain itu, kata dia, Jakarta merupakan tempat tugas personel TNI AD dengan jumlah terbanyak.

“Jadi karena ini program perdana dan Jakarta sebagai barometer dan dari segi jumlah personel pun paling banyak, oleh karena itu kami tempatkan di polisi militer Kodam Jaya. Jadi saya titip kepada seluruh pejabat di polisi militer Kodam Jaya untuk benar-benar memanfaatkan kelebihan dari instalasi Tahanan Militer,” kata Andika usai peresmian.

Andika mengatakan instalasi tahanan militer sudah sepatutnya dibuat manusiawi, aman, dan didesain sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya vandalisme, perundungan, ataupun potensi tahanan untuk mencederai diri sendiri.

“Sekarang semuanya sudah bagus dan tadi sangat aman karena semua yang berada di dalam memang di desain sedemikian rupa sehingga tidak mungkin ada vandalisme, bullying, maupun yang bisa mencederai diri sendiri,” kata Andika.

Andika menjelaskan biaya pembangunan instalasi tahanan militer tersebut mencapai Rp 100 miliar.

(tdc/rendy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *